Surat Filipi ditutup dengan sebuah salam singkat. Beberapa hal
disampaikan oleh Paulus. Pertama, surat ini ditujukan kepada seluruh
jemaat di Filipi, bukan hanya untuk para pemimpin (21). Paulus sangat
terbuka kepada jemaat di Filipi. Tidak ada
masalah yang dia sembunyikan. Penerima salam disebutkan sebagai
orang-orang kudus di dalam Kristus Yesus. Sebutan ini menunjuk kepada
orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus dan memberi hidup untuk
disucikan sesuai dengan Injil-Nya. Percaya kepada Yesus dan hidup yang
disucikan merupakan satu kesatuan.
Kedua, salam bagi jemaat Filipi bukan hanya dari Paulus sendiri,
melainkan juga dari orang-orang percaya, yang ada di sekitar penjara
Paulus (22). Paulus ingin memberikan semangat dan menghibur jemaat di
Filipi agar tidak bersusah hati karena pemenjaraannya. Paulus
membuktikan bahwa ia tidak sendirian dan tidak kesepian karena ada
saudara-saudara seiman yang bersama-sama dengan Paulus. Tidak diketahui
apa yang mereka lakukan bersama-sama dengan Paulus di sana. Mungkin
sebagian dari mereka juga menderita dan dipenjarakan karena Kristus.
Jika hal ini benar, Paulus ingin mengatakan bahwa menderita dan
dipenjara karena Kristus bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Terakhir, salam penutup Paulus berpusat kepada Kristus, bukan pada
dirinya sendiri. Paulus meyakinkan jemaat di Filipi bahwa Tuhan Yesus
Kristus sendiri yang akan menyertai roh mereka (23). Pemenjaraan Paulus
bukanlah masalah besar yang akan menganggu kehidupan dan pelayanan
jemaat, karena bukan Paulus yang menjamin kemajuan sebuah jemaat,
melainkan kehadiran dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus bagi mereka.
Paulus memang dapat dijadikan teladan bagi para pemimpin gereja.
Pemimpin yang baik tidak membawa jemaat berpusat pada dirinya, sehingga
mereka sangat tergantung kepada pemimpinnya. Pemimpin harus mengajarkan
bahwa jemaat harus meyakini dan mengalami penyertaan Tuhan Yesus
Kristus, meski saat tak ada pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar